ETIKET DAN KEMASAN

Klik tulisan dibawah
RAT

DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK



Tugas
( DISENFEKTAN DAN ANTISEPTIK )




KATA PENGANTAR

               Puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Disenfektan dan Antiseptik” ini, dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Farmasi. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua  pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
 Penulis berharap setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta  pemahaman baik penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi harapan  pembaca.





Makassar 26  November 2016





Penyusun











DAFTAR ISI
                          Halaman
SAMPULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang……………………………………………………………..
I.2. Rumusan Masalah………………………………………………………….
I.3. Tujuan Penulisan ……….………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Disenfektan dan Antiseptik
II.2 Ciri – Ciri Disenfektan dan Antiseptik
II.3 Aspek Desinfeksi
II.4 Jenis – Jenis Disenfeksi dan Antiseptik……………………………………………...
II.5 Mekanisme Kerja Disenfekstan …………………………………………….............
II.6 Penggunaan Disenfekstan dan Antiseptik……………………………………………


BAB IV PENUTUP
IV.1Kesimpulan…..…..………………………………………………………
IV.2 Saran……………..………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan glutaraldehid) danhalogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme Staphylococcus aureusdan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .







B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada pada latar belakang yang akan di bahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Pengertian Desinfektan dan Antiseptic?
2.      Ciri- cirri Desifektan dan Antiseptik?
2.  Aspek-aspek desiinfektan?
3. Macam-macam antiseptic dan desinfektan?

C. Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan agar lebih mengetahui pengertian daridesinfektan dan antiseptic, dan mengetahui macam-macam dari desinfektan dan antiseptic.























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Disenfektan dan Antiseptik
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.
10 kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :
1.      Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
2.      Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan Kelembaban
3.      Tidak toksik pada hewan dan manusia
4.      Tidak bersifat korosif
5.      Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6.      Tidak berbau/ baunya disenangi
7.      Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8.      Larutan stabil
9.      Mudah digunakan dan ekonomis
10.  Aktivitas berspektrum luas
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman. Senyawa itu digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara antiseptik dengan antibiotik yang berperan untuk membunuh kuman di dalam tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh kuman dari benda mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Antiseptik adalah substansi kimia yang dipakai pada kulit atau selaput lendir untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya. Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini disediakan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri
B.     Ciri – Ciri Disenfektan dan Antibiotik
·         Desifektan
Ciri-ciri desifektan :
a. Aktivitas antimicrobial.
 Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai macam mikroorganisme.
b. Kelarutan.
 Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada  taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
c. Stabilitas.
Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa lama harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat antimikrobialnya
d. Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup
·         Antibiotik
Ciri-ciri Antiseptik
a.       Menghambat atau membunuh pathogen
b.      Bersifat bakterisida dan bukan bersifat bakteriostatik
c.       Tetap aktif dalam plasma,cairan badan,atau eksudat
d.      Larut dalam air serta stabil
e.       Tidak menggangu keseimbangan flora normal  dari inang sampai flora usus atau flora kulit


C.    Aspek Desinfektan
Kecepatan atau keampuhan desi infektan tergantung dari beberapa factor yaitu:
a.       Keadaan mikroorganisme
b.      Desiinfektan.
c.       Waktu kontak.
d.      Factor lingkungan.
a.      Keadaan Mikroorganisme
1. Jenis
Jenis ikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan tertentu terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa > enterrovirus > enteric bacteria.
2. Jumlah
Jumlah mikro organism yang terutama yang pathogen, akan memerkukan dosis desiinfektan yang lebih besar pula.
3. Umur
Umur mikro organism akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan
4. Penyebaran
Mikro organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan. Sebaliknya kumpulan bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan. Bakteri cenderung membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam air, sehingga air yang keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri pantogen yang lebih banyak.
b.      Waktu kontaminasi
Untuk dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan yang cukup denagan air yang diproses. Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan dengan suhu atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.
c.       Factor lingkungan
1.      Suhu
 Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifita desinfektan.
2.      PH
Setiap desinfektan akan berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,
3.      Kualitas air
Air yang mengandung zat organic dan unsure lainnya, akan mempengaruhi besarnya choline demend, sehingga di perlukan kosentrasi clorine yang makin tinggi.
4.      Pengelolaan air
Proses yang d lakukan sebelum desinfektan, pengendap dan faksin akan mempengaruhi hasil yang di capai.

D.    Jenis - Jenis Desinfektan dan Antiseptik
Adapun jenis – jenis desinfektan sebagai berikut :
1.      Chlorin
Chlorin banyak di gunakan dalam pengelolaan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebgai oksidant. Chlorine di gunakan untuk mengunakan rasa dan warna pada pengelolaan air bersih.
Macam-macam chlorine
Ø  Anorganik cholaramine
Ø  Organic cholaramine
Ø  Cholorine di oksida
2.      Ozone
Ozone bersifat larut d dalam air dan mudah berkomposisi pada temperature dan PH tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka harus di siapkan/di buat sesaat sebelum di gunakan.
Ozone merupakan oksidator kuat dan bereaksi dengan cepat dengan hamper semua zat organic dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi bagi ion cholorida karena    karena tidak bereaksi dengan ozone atau ammonia yang hanya sedikit bereaksi dengan ozone.
Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persitensinya di dalam air hanya sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efekti bila di masudkan untuk menjaga kualtas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi.
 Ozone sanagat tidak stabil di da;am air serta mempunyai waktu paru sebesar 40 menit ada PH 7,6 dan suhu 14,6 oC. pada suhu udara bebas, di perkirakan waktu luruhnya hanya sekitar 20 menit kemampuan ozone untuk membunuh mikrorganisme.
3.      Yodine dan bromine
Sudah sejak lama lodine di gunakan sebagai antiseptic pada luka yang kita derita. Meskipun pengunaannya sebagai desinfektan tidak/kurang popular saat ini. sperti hanya cholorine dan bromine, penggunaan lodine memerlukan memerlikan biaya yang lebih besar. Aktivitas lodine dan dalam membinaskan bakteri dan cyste sangat tergantu pada PH. Akan membinasakan virus dan lodine lebih efektif daripada chloride danbromine.
Bromine merupakan bakteri dan virusida yang efektif. Pada kehadiran ammonia di dalam air, bromine masih lebih efektif bila di bandingkan dengan chlorine. Sebagi cystesida, asam hypobromous masih tetap aktif pada PH > 9.     
1.   Garam Logam Berat
                    Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.
2.   Zat Perwarna
                    Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3.   Klor dan senyawa klor
                    Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
4.   Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
                    Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
5.   Kresol
                    Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6.   Alkohol
     Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).
7.   Formaldehida
     Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8.   Etilen Oksida
                    Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9.   Hidogen Peroksida    
                    Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.


10.  Betapropiolakton
     Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11.  Senyawa Amonium Kuaterner
    Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang  digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.
12.     Sabun dan Detergen
     Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
13.     Sulfonamida
     Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.
14.     Antibiotik
     Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
15.  Daya kerja Antibiotik
 a. Aktivitas antimicrobial. Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai macam mikroorganisme.
b. Kelarutan. Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.
c. Stabilitas. Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa lama harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat antimikrobialnya
d. Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup

Jenis-jenis antiseptik
Ada banyak sekali agen kimia yang dapat digunakan sebagai antiseptik. Beberapa antiseptik yang umum digunakan adalah etakridin laktat (rivanol), alkohol, yodium, dan hidrogen peroksida. Sebagian besar produk antiseptik di pasar mengandung satu atau lebih campuran zat tersebut.
1. Etakridin laktat (rivanol)
Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau borok bernanah. Bila Anda memiliki bisul di pantat, duduk berendam dalam larutan rivanol dapat membantu mempercepat penyembuhannya. Untuk luka kotor yang berpotensi infeksi lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain yang lebih kuat disarankan setelah luka dibersihkan.
2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan virus dapat terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh dokter untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa terbakar.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (60-70%) danisopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Metil alkohol (metanol) tidak BOLEH digunakansebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan. Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.
3. Yodium
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis. Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine povidoneadalah betadine.
Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain. Beberapa orang alergi terhadap yodium. Tanda alergi yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas, bengkak dan terasa gatal.
4. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan borok. Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka gores atau iris ringan di rumah. Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob yang tidak membutuhkan oksigen. Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya merangsang pembentukan parut dan menambah waktu penyembuhan. Untung mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun sehingga paparannya terbatas. Jika menggunakan hidrogen peroksida sebagai obat kumur, pastikan Anda mengeluarkannya kembali setelah berkumur.
Untukuk mengatasi infeksi Jangan menelannya.
Selain keempat bahan di atas, di masa lalu ada juga antiseptik berbasis merkuri yang dikenal dengan namamerkurokrom atau obat merah. Obat merah kini tidak dianjurkan, bahkan dilarang di banyak negara maju, karena kandungan merkurinya dapat berbahaya bagi tubuh. Beberapa zat alami seperti madu, lidah buaya dan bawang putih juga bisa digunakan sebagai antiseptic

Beberapa tips untuk Anda
*   Ketahui cara pemberian antiseptik. Dosis dan penggunaan yang benar tergantung pada masing-masing produk. Tidak semua antiseptik sesuai untuk semua kondisi. Beberapa antiseptik dapat merusak kulit jika luka ditutupi setelah penerapannya. Antiseptik lain harus dibiarkan kering sepenuhnya sebelum luka ditutup. Periksa petunjuk di label atau kemasan atau tanyakan kepada apoteker cara menggunakan antiseptik dengan benar.
*   Antiseptik tidak dimaksudkan untuk pengunaan lebih dari satu minggu. Jika dalam seminggu luka Anda belum sembuh atau membaik, Anda harus menghentikan penggunaannya dan segera berkonsultasi dengan dokter Anda.
*   Hanya luka ringan yang cukup diobati dengan antiseptik. Beberapa jenis cedera mungkin memerlukan perawatan medis dan tidak bisa hanya diobati sendiri dengan antiseptik. Luka tersebut termasuk: luka besar, luka potong yang dalam, luka yang terus mengeluarkan darah, luka yang perlu jahitan, luka bakar tingkat lanjut, luka dengan benda tertanam yang tidak dapat dicabut, gigitan hewan, luka tusuk, dan luka mata. Ingatlah bahwa antiseptik hanya memberantas kuman di permukaan kulit, untuk kuman di bagian yang lebih dalam Anda perlu antibiotik.
*   Beberapa jenis antiseptik dapat mengiritasi kulit. Tanyakan ke dokter sebelum menggunakan produk antiseptik pada anak di bawah usia dua tahun. Kulit bayi memiliki jaringan yang belum berkembang sempurna sehingga sensitif terhadap zat kimia apa pun, termasuk antiseptik. Orang tua dan orang dengan kulit sensitif juga perlu menanyakan ke dokter atau apoteker sebelum menggunakan antiseptik.
*   Yodium mungkin meninggalkan noda di kulit. Noda itu bisa dihilangkan dengan senyawa yang disebut natrium tiosulfat. Bila Anda memiliki noda bekas yodium dan ingin menghilangkannya, tanyakan ke apoteker untuk membantu mendapatkan senyawa itu.
*   Antiseptik tidak diketahui berinteraksi dengan obat-obatan lainnya. Namun, sebaiknya tidak menggunakan antiseptik bersama dengan krim, cairan atau salep topikal lain.
*   Beberapa antiseptik dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi. Bila Anda memiliki alergi, Anda perlu mengecek dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan produk antiseptik yang dijual bebas.

E.     Mekanisme Kerja Desinfektan
Cara kerja desinfektan berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Kerusakan pada dinding sel
Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai dibentuk.
2. Perubahan permeabilitas sel
Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran keluar-masuknya bahan-bahan lain. Kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.
3. Perubahan molekul protein dan asam nukleat
Hidupnya suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu kondisi atau subtansi mengubah keadaan ini, yaitu mendenaturasikan protein dan asam-asam nukleat dapat merusak sel tanpa diperbaiki kembali.
4. Penghambatan kerja enzim
Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di dalam sel merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat
kimia diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel.
5. Penghambatan sintetis asam nukleat dan protein
DNA, RNA, dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.




F.     Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik
Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit dan juga membantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Perlu diperhatikan bahwa desinfektan harus digunakan secara tepat.
a. Desinfektan tingkat rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1. Golongan pertama
a) Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
1. Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
2. Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
3. Fenol-fenol (Dettol).
. Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :
1. Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).
2. Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya sarung tangan yang terkena darah.
3. Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan kulit
4. fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan perabot seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun sudah dianggap memadai. 2. Golongan kedua
b) Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatitis B.
a). Desinfektan yang melepaskan klorin.
Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih).
b). Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine (Betadine, Iodine lemah)
1. Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.
2. Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
3. Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2.

Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada luka. Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka iris, luka lecet dan luka bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti tindakan lain seperti pembersihan dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih dan terjaga.
Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk:
ü Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis harus melakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.
ü Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kulit.
ü Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra, kandung kemih atau vagina untuk mengobati infeksi atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
ü Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi mulut dan tenggorokan.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.

B.     Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA




Diberdayakan oleh Blogger.