KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Obat Antibiotik dan
Penggolongannya” ini, dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Mikrobiologi Farmasi. Dalam penyusunan makalah ini penulis
banyak mendapat tantangan dan teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis berharap
setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta pemahaman baik penulis
maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan memenuhi harapan pembaca.
Makassar 16 November 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang……………………………………………………………..
I.2. Rumusan Masalah………………………………………………………….
I.3. Tujuan Penulisan ……….………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sistem Saraf
II.2
Pengertian Sistem Saraf Otonom
II.3 Peran dan Fungsi Saraf Otonom
II.4 Macam
– Macam Saraf Otonomom
II.5 Penyakit Gangguan Sistem Saraf Otonom
BAB IV
PENUTUP
IV.1Kesimpulan…..…..………………………………………………………
IV.2
Saran……………..………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakologi atau
ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari kemampuan obat dengan
seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi,
resorpsi dan nasipnya didalam organisme hidup. Untuk menyelidiki semua
interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaan pada
pengobatan penyakit, disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup
beberapa bagian yaitu farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetik dan
farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.
Toksikologi
adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya
termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek teraupetis obat
berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis
yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme (“sola
dosis facit venenum” yang artinya hanya dosis membuat racun.
Farmakologi
mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu mengenai cara membuat,
memformulasi, menyimpan dan menyediakan obat. Obat didefinisikan sebagai
senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis
penyakit/gangguan atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.
Sistem saraf
otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak. Fungsi sistem saraf
simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Dua perangkat neuron
dalam komponen otonom pada sistem saraf perifer adalah neuron aferen atau
sensorik dan neuron eferen atau motorik. Neuron aferen mengirimkan impuls ke
sistem saraf pusat, dimana impuls itu diinterprestasikan. Neuron eferen
menerima impuls (informasi) dari otak dan meneruskan impuls ini melalui medulla
spinalis ke sel-sel organ efektor. Jalur eferen dalam sistem saraf otonom
dibagi menjadi dua cabang yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Dimana
kedua sistem saraf ini bekerja pada organ-organ yang sama tetapi menghasilkan
respon yang berlawanan agar tercapainya homeostatis (keseimbangan). Kerja
obat-obat pada sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dapat berupa
respon yang merangsang atau menekan.
Dalam dunia
farmasi, sistem saraf otonom ini sangat erat hubungannya dengan farmakologi dan
toksikologi karena kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan
mempengaruhi sistem saraf otonom itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Bagaimana system saraf
2.
Pengertian system saraf otonom
3.
Bagaimana peran dan fungsi system saraf otonom
4.
Jelaskan macam-macam system saraf otonom
5.
Bagaiman gangguan penyakit pada system saraf otonom
I.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun
tujuan penulisan makalh ini adalah untuk mengetahui tentang system saraf secara
umum,system saraf otonom mulai dari peran dan fungsi, macam-macam system saraf
otonom serta gangguan penyakit pada system saraf otonom.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu bagian
yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh
alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf
dan alat indera.
Cara Kerja Sistem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang
disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima
rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi
rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf
yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf
yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf
motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik
– otak-sel saraf motorik-efektor-tanggapan.
Sistem
syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang
disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal
antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri
dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik,
kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama
lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur
saraf yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf
perifer, memiliki kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem
saraf melalui sambungan primer oleh saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri
dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.
Neuron mengirimkan sinyal ke sel lain
sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis yang disebut
akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan
dirilis di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal
sinaptik mungkin bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory
neuron diaktifkan oleh rangsangan fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal
yang menginformasikan sistem saraf pusat negara bagian tubuh dan lingkungan
eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau di perifer
ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral
neuron, yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat
semua input dan output mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua
jenis bentuk neuron sirkuit neural yang menghasilkan suatu organisme persepsi
dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan neuron, sistem saraf
mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya glia),
yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan
cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun
dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf yaitu:
• Reseptor
Adalah
alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang ber tindak sebagai
reseptor adalah organ indera.
• Penghantar impuls
Dilakukan
oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson).
Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel
saraf disebut neuron.
• Efektor
Adalah bagian yang menanggapi rangsangan
yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel
saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf
motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
• Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah
menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
• Sel saraf motor
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
• Sel saraf intermediet
Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
II.2 Pengertian Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf
yang bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan
urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah olah sebagai
bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai
kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf
otonom itu terutama berkenaan dengan engendalian organ-organ dalam secara tidak
sadar, kadang-kadang disebut juga susunan saraf tidak sadar.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut
saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom berfungsi
untuk mempertahankan keadaan tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian
secara sadar. Sistem saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa perintah dari
sistem saraf sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf tak sadar, karena
bekerja diluar kesadaran
Struktur jaringan yang dikontrol oleh
sistem saraf otonom yaitu otot jantung, pembuluh darah, iris mata, organ
thorakalis, abdominalis, dan kelenjar tubuh. Secara umu, sistem saraf otonom
dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis.
Sistem saraf
otonom merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa disadari atau tanpa perintah
sistem saraf pusat. Sistem saraf otonom merupakan gabungan saraf sensorik dan
saraf motorik. Gangguan pada sistem saraf otonom dapat mempengaruhi setiap
bagian atau proses tubuh. Gangguan saraf otonom mungkin reversibel atau
progresif.
Setelah sistem
saraf otonom menerima informasi tentang tubuh dan lingkungan eksternal, maka
sistem saraf otonom akan meresponnya dengan merangsang proses tubuh, biasanya
melalui saraf simpatik, atau menghambat proses tubuh, biasanya melalui saraf
parasimpatis.
Jalur
saraf otonom melibatkan dua saraf. Satu sel terletak dibatang otak atau sumsum
tulang belakang yang dihubungkan dengan serabut saraf ke sel lain, yang
terletak di gugusan sel saraf (disebut ganglion otonom). Serabut saraf dari
ganglia ini terhubung dengan organ – organ internal. Sebagian besar ganglia
untuk saraf simpatik terletak di luar sumsum tulang belakang pada kedua sisinya.
Ganglia untuk saraf simpatik terletak didekat atau organ dimana terdapat saraf
parasimpatitik tersebut.
II.3 Peran dan Fungsi Sistem Saraf Otonom
Peran system saraf otonom
adalah untuk terus menyempurnakan fungsi orgn dan system organ sesuai dengan
rangsangan baik internal maupun eksternal. System saraf otom membantu untuk
mempertahankan homeostasis (stabil internal dan keseimbangan) melalui
koordinasi berbagai kegiatan seperti hormon,sirklasi,respirasi,pencernaan dan
eksresi. System saraf otonom selalu ’on’ dan berfungsi secara tidak sadar, jadi
kita tidak menyadari tugas pentingnya yang dilakukan setiap bangun (dan tidur)
setiap menit dan setiap hari.
System saraf otonom adalah
bagian dari system yang memasok organ internal, termaksud pembuluh darah,lambung,usus,hati,ginjal,kandung
kemih,paru-paru,pupil,jantung,keringat,ludah dan kelenjar pencernaan.
System saraf otonom adalah
system saraf yang mengontrol gerakan tak sadar dan mengatur fungsi tubuh
seperti;
1.
Tekana daraah
2.
Denyut jantung dan pernapasan
3.
Suhu tubuh
4.
Pencernaan
5.
Metabolism (sehingga mempengaruhi berat badan)
6.
Keseimbagan air dan electron (seperti sodium dan kalsium)
7.
Produksi cairan tubuh (air liur,keringat,dan air mata)
8.
Buang air kecil dan besar
9. Respon pupil,dan gairah
seksual
II.4 Macam - Macam Sistem
Saraf Otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua :
Saraf parasimpatis: terbagi dalam dua
bagian yang terdiri atas saraf otonom kranial dan saraf otonom
sakral. Sistem Parasimpatis berkaitan dengan pertahanan tubuh dan
perbaikan sumber-sumber tubuh antara lain penurunan denyut jantung, peningkatan
aktivitas gastrointestinal dan absorbsi makanan.
Saraf simpatis: terletak di depan
kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang
melalui serabut-serabut saraf. Sistem Simpatis yang mempunyai aktivitas
perangsangan, responnya antara lain adalah peningkatan denyut jantung,
peningkatan kekuatan jantung, gula darah dan tekanan darah.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf
parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung,
memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan
kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung,
mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh
arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Seperti diungkapkan diatas bahwa sistem
saraf tepi manusia terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal. Pada
sistem saraf tepi Manusia terdapat 12 pasang saraf kranial, berikut ini
adalah daftar saraf kranial pada manusia dan fungsinya.
Saraf Kranial
|
Fungsi
|
Nervus Olfactorius (N I)
|
Penciuman
|
Nervus Opticus (N II)
|
Penglihatan
|
Nervus Oculomotoris
(N III)
|
Mengangkat kelopak mata atas dan konstriksi pupil
|
Nervus Trochlearis
(N IV)
|
Gerakan mata ke
bawah dan ke dalam
|
Nervus Trigeminus
( N V)
|
Gerakan mengunyah, sensasi kulit, mukosa dll
|
Nervus Abducens
(N VI)
|
Gerakan mata ke
lateral
|
Nervus Facialis
( N VII)
|
Ekspresi wajah, lakrimasi, pengecapan
|
Nervus Vestibulocochlearis
(N VIII)
|
Keseimbangan dan
pendengaran
|
Nervus Glossopharyngeus (N IX)
|
Menelan, reflex muntah, salvasi, pengecapan
|
Nervus Vagus ( N X)
|
Menelan, reflex
muntah
|
Nervus Accessorius
(N XI)
|
Otot sternocleidomastoideus, gerakan
kepala dan bahu
|
Nervus Hippoglossus
( N XII)
|
Pergerakan Lidah
|
Sistem simpatis terdiri atas serangkaian
urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar
tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis
di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganglion itu tersusun
berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah :
· Daerah
leher
: tiga pasang ganglion servikal
· Daerah
dada
: sebelas pasang ganglion torakal
· Daerah
pinggang : empat pasang
ganglion lumbal
· Daerah
pelvis
: empat pasang ganglion sakral
· Di
depan koksigis : ganglion koksigens
Ganglion-ganglion ini bersambung erat
dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan
cabang cabang penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang
menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang belakang.
Ganglion simpatis lainya berhubungan
dengan dua rangkaian besar ganglia ini, dan bersama serabut-serabutnya
membentuk pleksus-pleksus simpatis.
1. Pleksus
kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-cabangnya ke situ
dan ke paru paru
2. Pleksus
seliaka terletak di sebelah belakang lambung, dan melayani organ-organ dalam
rongga abdomen
3. Pleksus
mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sakrum dan melayai organ
organ dalam pelvis.
Adapun fungsi dari sistem simpatis :
- Mensarafi
otot jantung
- Mensarafi
pembuluh darah dan otot tak sadar
- Mempersarafi
semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
- Melayani
serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
- Serabut
motorik pada otot tak sadar dalam kulit
- Mempertahankan
tonus semua otot sadar
Sistem parasimpatis. Saraf kranial
otonom adalah saraf kranial ketiga, ketujuh, kesembilan, kesepuluh. Saraf saraf
ini merupakan penghubung, tempat serabut-serabut parasimpatis lewat dalam
perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan
olehnya. Serabut-serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkular pada iris
merangsang gerakan-gerakan yang menentukan ukuran pupil mata menggunakan saraf
kranial ketiga, yaitu saraf okulo-motorik.
Serabut-serabut otot motorik sekretorik
mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan,
glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh
adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah layanannya luas, serta
serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ. Penyebaran
ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Saraf parasimpatis sakral keluar dari
sumsum tulang belakang melalui daerah sakral. Saraf-saraf ini membentuk
urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatis
membentuk pleksus yang melayani kolon, rektum, dan kandung kencing.
Adapun fungsi dari sistem parasimpatis :
- Merangsang
sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan
kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
- Mensarafi
kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
- Menpersarafi
kelenjar ludah
- Mempersarafi
parotis
- Mempersarafi
sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas,
lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
- Mempersarafi
kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
organ
|
kegiatan ditambah atau
dirangsang oleh
|
kegiatan diperlambat atau
dihentikan oleh
|
Jantung
|
Simpatis (kecepatan dan kekuatan
ditambah)
|
vagus ( kecepatan dan kekuatan
dikurangi)
|
bronki
|
vagus (konstruksi)
|
simpatis
(dilebarkan)
|
lambung
|
vagus (konstraksi)
|
simpatis (dikendurkan)
|
usus
|
vagus (konstraksi)
|
simpatis (
dikendurkan)
|
kandung kencing
|
otonom sakral (kontraksi)
|
simpatis ( dikendurkan)
|
pupil mata (iris)
|
otonom kranial
ketiga (kontraksi)
|
simpatis
(dilebarkan)
|
- Miksi
dan defekasi
Sistem pengendalian ganda (simpatis dan
parasimpatis) hanya sebagian kecil organ dari kelenjar yang memiliki satu
sumber pelayanan, yaitu simpatis dan parasimpatis. Sebagian besar organ dan
kelenjar pelayanan ganda, yaitu menerima beberapa serabut dari sistem simpatis
di samping beberapa serabut dari saraf otonom sakral atau kranial. Keaktifan
organ dirangsang sekelompok urat saraf, sementara dilain pihak dilambatkan atau
di berhentikan sekelompok urat saraf lain, dengan kata lain masing masing
kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian, penyesuaian tepat antara
aktivitas dan istirahat tetap di pertahankan, sementara ritme kegiatan halus
organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah, serta otot tak sadar juga
dipertahankan.
Dengan demikian, jantung menerima serabut
akselerator dari saraf simpatis, dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstritor
dan vaso-dilator.
Saluran pencernaan memiliki urat saraf
akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltik
berturut turut.
Apabila sebuah organ memiliki otot
sfingter, serabut saraf yang menyebabkan organnya berkontraksi akan menghambat
sfinkter, dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung dalam
sfingter pilorik, usus dalam spingfer ileokolik, dan kandung kencing dalam
spingfer uretra interna. Sebagai contoh, pada kegiatan mikturisi, sfingter
uretra di kendurkan, sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi,
sehingga memungkinkan kandung kencing di kosongkan
Sistem saraf tak sadar menyebabkan
gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Gerak refleks merupakan
suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada
gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor
sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang
belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf
motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung
refleks.
Ada dua macam gerak refleks yaitu :
Refleks otak, adalah gerak refleks
yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya
mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
Refleks sumsum tulang belakang, adalah
gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang
belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang
runcing.
1.
Penghantaran
Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutubnegatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)terjadi berurutan sepanjang
serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi
antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada
atau tidaknyaselubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk
sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil
pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah
ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran
Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah
satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal
akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan
sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang
disebutvesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls
sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitterberupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin
serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada
membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan
impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya
maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.
Gerak refleks terjadi secara otomatis
terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan
cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa
dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika
terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda
asing yang masuk ke mata, bersin dan batuk.
Stimulus pada organ
reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi)
pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada
organ efektor
Ciri gerak refleks yaitu :
ü Dapat
diramalkan jika rangsangannya sama
ü Memiliki
tujuan tertentu bagi organisme tersebut
ü Memiliki
reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
ü Berlangsung
cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
ü Spontan,
tidak dipelajari dulu
ü Fungsi
sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
ü Respon
terus menerus dapat menyebabkan kelelahan.
Macam refleks: refleks spinal (pada
sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks
cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan
lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral
(berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
II.5 Penyakit Gangguan Sistem Saraf Otonom
ü Stroke, merupakan penyakit yang
timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah sehingga otak menjadi
rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh darah
(arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli.
Ciri yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
ü Neuritis, merupakan gangguan sistem
saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah tulang, dan keracunan/kekurangan
vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering kesemutan.
ü Amnesia, merupakan gangguan yang
terjadi pada otak karena disebabkan goncangan batin atau cidera. Ciri gangguan
ini yakni hilangnya kemampuan seseorang mengenali dan mengingat kejadian masa
lampau dalam kurun waktu tertentu.
ü Transeksi, merupakan gangguan pada
sistem saraf terutama medula spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibat yang
timbul yakni penderita akan kehilangan segala rasa (mati rasa).
ü Parkinson, merupakan penyakit yang
terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Secara
fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak
susah, mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah
langkah kaki menjadi kaku.
ü Epilepsi, merupakan penyakit yang
disebabkan oleh adanya luka, infeksi, tumor, atau lainnya terutama pada
jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada
neuronneuron di otak.
ü Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang
neuron-neuron motorik sistem saraf pusat terutama otak dan medula spinalis oleh
infeksiVIRUS
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut
saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat
saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom berfungsi
untuk mempertahankan keadaan tubuh dalam kondisi terkontrol tanpa pengendalian
secara sadar. Sistem saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa perintah dari
sistem saraf sadar. Sistem saraf otonom juga disebut sistem saraf tak sadar,
karena bekerja diluar kesadaran
Izin copas , terimakasih atas ilmunya , in sha Allah nama linknya saya sertakan didaftar pustaka dan covernya :)
BalasHapusBisa berikan daftar pustakanya?
BalasHapusBisa berikan daftar pustakanya?
BalasHapus