Laporan Analisis Karbohidrat

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau hanya kadang-kadang saja kita lakukan untuk melakukan aktivitas itu kita melakukan energy. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama. Senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid (Poejiadi, 1994).
Karbohidrat merupakan sumber bagi hamper seluruh penduduk dunia. Khususnya bagi penduduk di Negara yang sedang berkembang. Karbohidrat juga mempunyai peran yang pentng dalam menentukan karakteristik bahan misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain dalam tubuh. Karbohidrat berfungsi sebagai mencegah timbulnya katalis, mencegah tumbuh katalis, mencegaha kehilangan mineral, dan untuk membantu metabolism lemak dan protein (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).
Dalam dunia farmasi karbohidrat dapat juga digunakan untuk bahan pengisi tablet dan kapsul misalnya starah, bahan pemanis.  Misalnya glukosa, sukrosa, laktosa. Bahan flavor (perasa) missal caramel. Dalam pengawet misalnya sirup dan sumber serat minyak selulosa (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).

I.2 Maksud dan Tujuan Pecobaan
     I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu dapat memahami dan mengetahui golongan karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa dan amilum) dengan pengujian organoleptik, uji kelarutan, uji golongan, uji penegasan dan uji lainnya.

     I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat pada sampel (glukosa, sukrosa, laktosa dan amilum) dengan pengujian organoleptik, uji kelarutan, uji golongan, uji penegasan dan uji lainnya.


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung karbon, hydrogen dan oksigen kedudukan hydrogen dan oksigen  berada dalam perbandingan dua-satu. Sama seperti yang terdapat dalam air. Sebelumnya dikira bahwa rumus emperisi karbohidrat yang beranggotakan enam atom C adalah sehingga dinamakan karbohidrat namun kemudian ternyata hal itu tidak benar, rumus empiris dari karbohidrat adalah  sedangkan gugus fungsionalnya adalah gugus alcohol dan keton (Gunawan didik. 2004).
Karbohidrat dapat dikelompokkan monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah suatu molekul gula yang terdiri atas 5 atom karboan atau 6 atom karbon, tata nama monosakarida bergantung dan gugus fungsional yang dimiliki dan letak gugus hidroksilnya. Monosakarida yang mengandung 1 gugus aldehid disebut dengan aldosa. Sedangkan ketosa mempunyai 1 gugus keton. Monosakarida dengan 5 atom C disebut dengan pentose misalnya arabinasa dan kilosa dengan atom C disebut hektosa misalnya glukosa (dektosa atau gula anggur). Fruktosa (lerulosa atau gula basah) galaktosa dan monosakarida (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).
Oligosakarida merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya larut dalam air, oligosakarida yang terdiri atas dua molekul monosakarida disebut dengan disakarida ada yang merupakan gula pereduksi seperti laktosa dan maltose dan ada disakarida yang tidak mereduksi seperti sukrosa. Oligosakarida yang tersusun atas 3 monosakarida disebut dengan trisakarida seperti dan gentianosa dan tafinosa (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).
Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau rantai bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang bekerja secar spesifik. Menurut jenis monosakarida dikenal dengan pentose dengan unit monosakaridanya adalah pentose seperti arabon dan xilan. Sementara itu heksason merupakan polimer dengan unit monosakardanya adalah hektosa seperti glukosa. Truktosan manan dan galaktan (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).
A.    Penggolongan Karbohidrat
1.      Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Beberapa molekul monosakarida mengandung unsure nitrogen dan sulfur. Monosakarida mempunyai rumus kimia (  dimana n = 3 atas lebih jika gugus karbonil pada yang rantai monosakarida, maka monosakarida ini disebut aldosa dan bila gugusnya merupakan turunan keton maka monosakarida tersebut dinamakan ketosa. Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah gliseraldehida.
Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa ribose adalah suatu aldpentasae sedangkan ribulosa adalah suatu letepentosa dan hektosa (  merupakan monosakarida yang penting dalam  kehidupan.
2.      Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dektrosa karena mempunyai sifat dapat menentukan memutar cahaya terpolarisasi karenakan bahan dialam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebih darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 10 mL darah, glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan  makanan sumber karbohidrat namun kata kira-kira 2 jam setelah itu jumlah glukosa darah akan liembah pada keadaan semula pada orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis jumlah glukosa darah lebih besar 130 mg per 100 mL darah.


   CHO

           H – C- OH
                                                                       
        HO – C  -  H                              H                                      O       H
                                                                    
            H – C- OH                            HO        OH                   H          H
                                                                           H                  OH
            H – C- OH
D - glukosa
                

Sedangkan monosakarida ketosa yang paling sederhana adalah dihidroksi keton.
(Hamid Abdul. 2005).
CHO                                                                        

           H – C- OH                                                                  C - O

                                                                               
      D – gliseraldehida                                          dihidroksiaseton
Gliseraldehida dapat disebut aldektosa dan dari terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dehidroksiaseton ketotida karena terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus . Entosa adalah contoh aldo tetrosa dan eritrolosa suatu ketotrosa. Pentose ialah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon.     




   CHO                                                                     

           H – C- OH                                                                  C - O

        H – C- OH                                                          H – C- OH
          
                                                                         
         D – eutrosa                                                        D - elitrolosa
Contoh pentose ialah tubosa dan tibulosa
   CHO                                                                     

           H – C- OH                                                                  C - O

            H – C - OH                                                         H – C - OH
          
            H – C - OH                                                         H – C - OH     

                                                                              
                 D – ribose                                                       D - ribulosa
Berasal dari tebu maupun dari Dif selain pada tebu dan bif sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misal dalam buah nanas dan dalam wortel dengan hidrolisis dan sukrosa akan terpisah dalam mengisi.
                                                                            
                         H        H                                                                                   H
                         H      OH                 H                                        H                 OH    
 H                 OH                         OH                  H
Sukrosa
- D – g Lukopironosil – B – D – Fruktofuranosida)
3.      Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D – galaktosa dan glukosa. Karena itu laktosa adalah suatu disakarida ikatan galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa oleh.
                                                                                                                                                                                
    HO    H                                                          H                                 H



                       H       OH             H       H                                    OH              H    OH
      H               OH                                             H               OH

Laktosa (bentuk   )
(B – D – galaktiropironasil -   - D – glukopiranosa)
Karenanya molekul Laktosa masih mempunyai gugus diglikolistik dengan demikian Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk   , di dalam susu terdapat.
4.   Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa yaitu gula yang terdapat dalam  suatu galaktosa mempunyai rasa kurang manis dan pada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi kekanan.
   CHO                                                           

           H – C- OH                                                           

         HO – C - H   
                                                                                                      
         HO – C - H   
   
            H – C- OH                               
                           D – galaktosa

5.   Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida, dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain membentuk satu molekul disakarida, oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan ketrasakarida yang terbentuk dari tempat molekul monosakarida.
6.   Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang laktosa yang sering disebut gula susu. Pada wanita yang sedang dalam masa hidroksi terbentuk atau massa menyusun. Laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah dibandingkan terhadap glukosa yang sangat rendah dbandingkan terhadap glukosa. Laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbentuk asam nitrat
(Poedjadi, Anna. 1994)
B.     Penggolongan Karbohidrat
1.   Reaksi Warna
Uji kuantitatif yang mendasarkan pada pembentukan warna dapat dilakukan dengan cara.
2.   Uji Benedict
Uji ini positif untuk gula pereduksi 1 gula inverse seperti glukosa dan fruktosa cara ujinya sebagai berikut gula pereduksi ditambahkan dengan campuran tembaga sulfat ( ) nol sitrat dan natrium karbonat ( ) lalu dipanaskan maka akan berwarna coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa alkalis karena gula akan mereduksi dalam suasana basa. Natrium sulfat berfungsi sebagai Cheating agent (pengkelat Cu), dengan membentuk komplek Cu-sitrat karena kolon tidaka dikelat  akan menghadap dengan adanya. Natrium karbonat yang berfungsi sebagai untuk menciptakan suasana yang basa sehingga gula ini akan mereduksi dalam keadaan yang sangat basa dan menciptakan pereduksi sangat rendah dan gula tersebut dalam suasanan basa (Sumantri Rahman, Abdul. 2007).
3.   Uji Fehling
Pereaksi ini dapat diredukikan selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling sendiri atas dua larutan Fehling A dan Fehling B. larutan Fehling A adalah larutan  dalam air. Sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam tatrat dan NaOH dalam air, kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru tercampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereduksi ion  yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai .
2  + 2               + 
Dengan larutan glukosa 1 %, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata. Sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1 % endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan (Poedjadi, Anna. 1994).
4.   Uji Iodium
Larutan encer diasamkan dengan HCl sementara itu dibuat larutan iodium larutan contoh sebanyak 1 tetes ditambahkan kedalam iodium. Timbulnya warna biru dan menunjukkan adanya pati (Sumeru Umiyanti, Sri. 2001).









II.2 Uraian Bahan
1.   Air Murni (Dirjen POM edisi V, halaman : 63)
Nama Resmi
:
PURIFIED WATER
Nama Lain
:
Air murni
RM/BM
:
O / 18,02
Rumus Struktur
:
               O

        H           H
Pemerian
:
Cairan jenih, tidak berwarna, tidak berbau
Kegunaan
:
Pelarut
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat

2.   Amilum (Dirjen POM edisi V, halaman : 127)
Nama Resmi
:
AMYLUM ORYZAE
Nama Lain
:
Pati beras
RM/BM
:
 / -
Rumus Struktur
:
                                                                                                                     
                                H H                           H
                                                           H       O
  OH OH            H           H               OH
         H             OH        OH               H

Pemerian
:

Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air dengan dalam etanol (95) P
Kegunaan
:
Zat uji
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik dan kering



3.   Alfa naftol (Dirjen POM edisi III, halaman : 708)
Nama Resmi
:
ALFA NAFTOL
Nama Lain
:
   - naftol
RM/BM
:
 / 144,17
Rumus Struktur
:
             OH



Pemerian
:
Hablur tidak berwarna putih, serbuk. Hablur putih, bau khas.
Kelarutan
:
Larut dalam 5 bagian etanol (95%) membentuk larutan tidak buih dari agak keruh tidak berwarna
Kegunaan
:
Sebagai pereaksi

4.   Ammonium hidroksida (Dirjen POM edisi III, halaman : 76)
Nama Resmi
:
AMMONIA HYDROXYDUM
Nama Lain
:
Ammonia hidroksida
RM/BM
:
N  / 35,05
Rumus Struktur
:
                H

                H -----H

          H         H
Pemerian
:
Cairan jernih, tidak berwarna
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air
Kegunaan
:
Sebagai pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik dan kering




5.   Asam klorida (Dirjen POM edisi V, halaman : 156)
Nama Resmi
:
HYDROCHLORIDE ACID
Nama Lain
:
Asam klorida
RM/BM
:
HCl / 36,46
Rumus Struktur
:
H – Cl
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18
Kegunaan
:
Pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat

6.   Asam sulfat (Dirjen POM edisi V, halaman : 165)
Nama Resmi
:
SULFURIC ACID
Nama Lain
:
Asam sulfat
RM/BM
:
 / 98,07
Rumus Struktur
:
 O               O

           S

 O                O

 H                H
Pemerian
:
Cairan jernih seperti minyak,tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif
Kegunaan
:
Pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat




7.  Etanol (Dirjen POM edisi V, halaman : 399)
Nama Resmi
:
ETANOL
Nama Lain
:
Alcohol
RM/BM
:
 / 46,07
Rumus Struktur
:
        H   H
H  -  C - C  - O – H
         H   H
Pemerian
:
Cairan mudah menguap, jernih tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 , mudah terbuka.
Kelarutan
:
Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik
Kegunaan
:
Pelarut
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat

8.   Glukosa (Dirjen POM edisi V, halaman : 298)
Nama Resmi
:
DEKSTROSA
Nama Lain
:
Glukosa, Dekstrosa
RM/BM
:
 /  198,17
Rumus Struktur
:     
                                    
   H                       H
        H    
 OH  H            H   OH
        H            OH
Pemerian
:
Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam air mendidih, mudah larut dalam air
Kegunaan
:
Zat uji
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

9.   Fehling A (Dirjen POM edisi V, halaman : 1709)
Nama Resmi
:
FEHLING A
Nama Lain
:
Fehling A
Pemerian
:
Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air
Kegunaan
:
Sebagai pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

10.  Fehling B (Dirjen POM edisi V, halaman : 1709)
Nama Resmi
:
FEHLING B
Nama Lain
:
Fehling B
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna dan tidak berbau
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air
Kegunaan
:
Sebagai pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

11.  Iodium (Dirjen POM edisi V, halaman : 1714)
Nama Resmi
:
IODIUM
Nama Lain
:
Iodium
RM/BM
:
 / 126,91
Rumus Struktur
:
I -I
Pemerian
:
Keping atau hablur berat dan mengkilap, bau khas
Kelarutan
:
Larut dalam kurang lebih 3500 bagian air dalam 13 bagian etanol (95%) dalam kurang lebih 80 bagian-bagian gliserol
Kegunaan
:
Sebagai pereaksi
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

12.  Laktosa (Dirjen POM edisi V, halaman : 1721)
Nama Resmi
:
LAKTOSUM
Nama Lain
:
Laktosa
RM/BM
:
 / 360,31
Rumus Struktur
:
                               H       OH    
  OH                          O                          OH
   H                                                           H
          H       OH                                       
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan
:
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidh
Kegunaan
:
Zat uji
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik

13.  Sukrosa (Dirjen POM edisi V, halaman : 1739)
Nama Resmi
:
SAKAROSA
Nama Lain
:
Sukrosa
RM/BM
:
 / 342,20
Rumus Struktur
:
                                            


   OH                          O                         OH
          H          OH               OH        H
Pemerian
:
Hablur tidak berwarna atau massa hablur atau serbuk warna putih, tidak berbau, rasa manis
Kelarutan
:
Larut dalam 0,5 bagian air
Kegunaan
:
Sebagai zat uji
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik  

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan Percobaan
        III.1.1 Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu bunsen, cawan porseln, gegep, gelas beker, gelas ukur, kaki tiga, korek api, penangas air, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, tabung reaksi.
III.1.2 Bahan Percobaan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Air murni ( O), Alcohol ( ), Alfa Naftol ( , Amylum ( ), Ammonia Hidroksida (N ,  Asam Klorida (HCl), DEXTROSA ( ), IODIUM ( kapas, LACTOSUM ( ), Pereaksi Fehling, Pereaksi Molisch, SUCROSUM ( ), SULFURIC ACID ( ).

III.2 Cara Kerja 
A.    Uji Organoleptik
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Dimasukkan sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum kedalam cawan porselin
3.      Diamati bentuk, bau, rasa dan warna dari glukosa, laktosa, sukrosa, dan amylum
4.      Dicatat hasil pada lembar kerja
B.     Uji Kelarutan
1.      Pelarut Air Suling
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Diambil sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum sebanyak 1 gram
c.       Dilarutkan sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum masing-masing 2 mL air suling
d.      Diamati kelarutan dari masing-masing sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum
e.       Dicatat hasil pengamatan
2.      Pelarut Etanol
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Diambil sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum sebanyak 1 gram
c.       Dilarutkan sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum masing-masing 2 mL etanol
d.      Diamati kelarutan dari masing-masing sampel glukosa, laktosa, sukrosa, amylum
e.       Dicatat hasil pengamatan
C.     Uji Golongan
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Dilarutkan zat ditambahkan pereaksi molisch
3.      Ditambahkan  pekat
4.      Dipanaskan diatas pembakar Bunsen, dan penangas air, diamati perubahan yang terjadi
5.      Dicatat hasil pengamatan
D.    Uji Penegasan
1.      Pereaksi Fehling
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Dilarutkan zat ditambahkan pereaksi fehling
c.       Dipanaskan diatas pembakar Bunsen dan penangas air, diamati perubahan yang terjadi
d.      Dicatat hasil pengamatan
2.      Pereaksi Iodium
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Dilarutkan zat ditambahkan zat pereaksi iodium
c.       Dipanaskan diatas pembakar Bunsen dan penangas air, diamati perubahan yang terjadi
d.      Dicatat hasil pengamatan
E.     Uji Zat Lainnya
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Dilarutkan zat ditambahkan N  kemudian tutup dengan rapat
3.      Dipanaskan kembali diatas pembakar bunsen dan penangas air, kemudian ditambahkan HCl pada dinding tabung
4.      Diamati perubahan yang terjadi pada sampel amylum, glukosa, sukrosa, laktosa
5.      Dicatat hasil pengamatan




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan 
A.    Uji Organoleptik
No.
Sampel
Bau
Rasa
Bentuk
Warna
1.
Sukrosa
Tidak ada
Manis
Kristal
Putih tulang
2.
Laktosa
Tidak ada
Manis
Serbuk hablur
Putih
3.
Glukosa
Tidak ada
Manis
Serbuk hablur
Putih
4.
Amylum
Tidak ada
Agak Manis
Serbuk hablur
Putih

B.     Uji Kelarutan
No.
       Zat uji
Pelarut
Air
Etanol
1.
Glukosa
Sangat mudah larut
Sukar larut, terbentuk 2 fase
2.
Laktosa
Sangat mudah larut
Sukar larut, ada endapan
3.
Sukrosa
Sangat mudah larut
Sukar larut
4.
Amylum
Sangat mudah larut
Larut

C.     Uji Golongan
No.
Zat uji
Pereaksi / Perlakuan
Pengamatan
Keterangan
1.
Glukosa
Larutan zat + pereaksi  molisch 9 5 tetes larutan  dalam eter) kemudian + 1 mL  yang dialirkan melalui tepi tabung secara hati.
Mudah larut, bening kecoklatan.
Negatif
2.
Laktosa
Hitam, mudah larut
Negatif
3.
Sukrosa
Hitam pekat, mudah larut
Negatif
4.
Amylum
Abu-abu, mudah larut
Negatif

D.    Uji Penegasan
1.      Sifat Pereduksi
No.
Zat uji
Pereaksi
Pengamatan
Keterangan
1.
Glukosa
Larut zat + pereaksi fehling dipanaskan di penangas air
Biru bening
Negatif
2.
Laktosa
Biru bening
Negatif
3.
Sukrosa
Biru bening
Negatif
4.
Amylum
Putih kehijauan
Negatif

2.      Sifat dengan Iodiumnya
No.
Zat uji
Pereaksi
Pengamatan
Keterangan
1.
Glukosa
Larut zat + 1 tetes larutan idoium
Bening, sangat mudah larut
Negatif
2.
Laktosa
Kuning bening
Negatif
3.
Sukrosa
Bening, sangat mudah larut
Negatif
4.
Amylum
Kuning bening
Negatif

3.      Sifat Lainnya
No.
Zat uji
Pereaksi
Pengamatan
Keterangan
1.
Glukosa
Larut zat dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit + 2 mL N  2 N, tutup tabung dengan kapas lalu dipanaskan kembali diatas penangas air selama  5 menit (amati hasilnya) kemudian + HCl 2 N beberapa tetes (amati hasilnya)
Bening
Negatif
2.
Laktosa
Kuning keruh
Negatif
3.
Sukrosa
Puth keruh, ada endapan
Negatif
4.
Amylum
Keruh, putih susu
Negatif

      















IV.2 Pembahasan 
Karbohidrat merupakan sumber utama kalori bagi hampir seluruh penduduk dunia khususnya bagi penduduk di Negara yang sedang berkembang, karbohidrat yang mempunyai peran yang penting dalam menentukan karakteristik bahan misalnya rasa, manis, warna, tekstur dan lain-lain dalam tubuh karbohidrat berfungsi sebagai mencegah timbulnya ketusis, mencegah kehilangan mineral dan untuk membantu metabolime lemak dan protein.
Percobaan dilakukan untuk bertujuan meganalisa golongan karbohidrat pada laktosa, glukosa, sukrosa dan amylum dengan uji organoleptik, uji kelarutan, uji molisch, uji fehling, uji iodium, dan uji lainnya.
Pada percobaan pertama dilakukan untuk mengidentifikasi karbohidrat yaitu dengan uji organoleptik. Uji organoleptik meliputi bentuk, rasa, warna dan bau. Pada sukrosa berbentuk Kristal, berwarna putih tulang, bau tidak ada dan rasa manis. Laktosa berbentuk serbuk halus, berwarna putih, bau tidak ada dan rasa manis. Glukosa berbentuk serbuk kasar, berwarna putih, bau tidak ada dan rasa manis. Amylum bentuk serbuk halus, berwarna putih, bau tidak ada, dan rasa agak manis.
Pada uji kelarutan berdasarkan hasil yang diperoleh dari keempat sampel sangat mudah larut dalam air suling sedangkan pada etanol glukosa, laktosa, dan sukrosa, sukar larut dan pada amylum larut dalam etanol. Hasil tersebut sama dengan literature Farmakope Indonesia edisi 3 kecuali kelarutan dari amylum yang berbeda dengan literature yakni pada hasil didapat amylum sangat mudah larut dalam air sedangkan pada Farmakope Indonesia edisi 3 halaman 93 kelarutan dari amylum yaitu praktis tidak larut dala air dingin karena kurangnya ketelitian praktikum dalam pengamatan.
Hasil yang didapat pada uji golongan  yaitu pada glukosa berwarna bening kecoklatan, pada laktosa berwarna hitam, pada sukrosa berwarna hitam pekat dan pada amylum berwarna abu-abu. Berdasarkan uji golongan dari 4 zat uji tersebut dapat dikatakan gagal karena tidak sesuai dengan literature yang dimana tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat yang seharusnya menunjukkan warna cincin ungu pada lapisan atas zat uji ketika direaksikan dengan pereaksi molisch. Kesalahan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi pereaksi yang mungkin suah terhidrolisis.
Pada uji penegasan dengan pereaksi fehling berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan gagal karena tidak sesuai dengan literature yang dinamakan hasil yang diperoleh dari keempat sampel yaitu berwarna kebiruan sedangkan literature dari Anna Poedjadi dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Biokimia” menyatakan pereduksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata. Kesalahan dapat terjadi karena konsentrasi zat yang kurang baik.
Pada uji penegasan dengan larutan iodium yang dimana dilakukan untuk mngetahui kandungan pati atau amylum pada zat uji yang dimana diperoleh hasil yang berbeda yaitu pada golongan glukosa berwarna bening, pada laktosa berwarna kuning bening, pada sukrosa berwarna bening dan pada amylum berwarna kuning muda. Jadi dapat dilakukan pengujian ini gagal karena berbeda dengan literature yang dimana Sri Umiyati Sumeru dalam bukunya yang berjudul “Pakan Udan Wudu” mengatakan larutan contoh sebanyak 1 tetes ditambahkan kedalam larutan iodium, timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dalam contoh. Kesalahan ini dapat terjadi  karena konsentrasi yang tidak tepat.
Pada pengujian lainnya dengan menggunakan N  dan HCl sebagai pereaksi. Larutan zat glukosa, laktosa, sukrosa dan amylum dtambahkan N  dan HCl menghasilkan warna bening, kuning keruh, putih keruh dan putih susu. Dari keempat sampel ini tidak ada yang menghasilkan positif karena berdasarkan literature hasil dikatakan positif jika N  dan HCl bersifat basa jika dicampurkan sehingga akan mengubah warna biru hasil yang diperoleh tidak positif berwarna dpat terjadi kesalahan dalam jumlah konsentrasi.


BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan 
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa untuk menganalisis golongan karbohidrat (glukosa, laktosa, sukrosa, dan amylum). Uji organoleptik dengan menguji bau, rasa, bentuk dan warna. Uji kelarutan dengan pelarut air dan etanol. Uji golongan dengan mereaksikan pereaksi molisch dan asam sulfat hasil positif jika terdapat cincin ungu atau merah bata. Uji penegasan dengan menggunakan pereaksi fehling hasil positif merah kecoklatan dan pereaksi iodium positif berwarna biru serta pereaksi N dan HCl spesifik untuk laktosa.

V.2 Saran
 Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung terlebih dahulu memeriksa bahan yang akan digunakan apakah masih bagus atau tidak untuk digunakan.















DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Hamid, Abdul. 2005. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Penerbit air Facea : Jakarta.

Gunawan, Didik.dkk. 2004. Ilmu Obat Alam Farmakognosi Jilid 1. Penerbit Swadaya : Jakarta.

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI Press: Jakarta.

Sumantri Rahman, Abdul. 2007. Analisis Makanan. Penerbit Gadjah Mada Univercity Press  : Yogyakarta.

Sumeru Umiyati, Sri. 2001. Pakan Udang Windu. Penerbit Swadaya : Jakarta.





                                                                            

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.